Decision Support System atau Sistem Pendukung Keputusan
Beberapa definisi keputusan yang dikemukakan para ahli dijelaskan sebagai berikut (Hasan, 2004) Menurut Ralph C. Davis:
- Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas.
- Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan.
- Keputusan harus dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan.
- Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana semula.
Sedangkan menurut Mary Follet:
- Keputusan adalah suatu atau sebagai hukum situasi.
- Apabila semua fakta dari situasi itu dapat diperolehnya dan semua yang terlibat, baik pengawas maupun pelaksana mau mentaati hukumnya atau ketentuannya, maka tidak sama dengan mentaati perintah.
- Wewenang tinggal dijalankan, tetapi itu merupakan wewenang dari hukum situasi.
Menurut James (2009) Keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu:
- Ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan.
- Ada beberapa alternatif yang harus dan dipilih salah satu yang terbaik.
- Ada tujuan yang ingin dicapai, dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tertentu.
Sedang menurut Atmosudirjo (2004) Keputusan adalah suatu pengakhiran daripada proses pemikiran tentang suatu masalah atau problema untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi masalah tersebut, dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif.
Dari beberapa pengertian keputusan diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yag dilakukan melalui pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif.
Decision Support System atau Sistem Pendukung Keputusan
yang selanjutnya kita singkat ini menjadi SPK, secara
umum didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mampu
memberikan kemampuan baik kemampuan pemecahan masalah
maupun kemampuan pemgkomunikasian untuk masalah semiterstruktur. Secara khusus, SPK didefinisikan sebagai sebuah sistem
yang mendukung kerja seorang manajer maupun sekelompok
manajer dalam memecahkan masalah semi-terstruktur dengan cara
memberikan informasi ataupun usulan menuju pada keputusan
tertentu (Hermawan, 2005).
Pembuatan keputusan merupakan fungsi utama seorang manajer atau administrator. Kegiatan pembuatan keputusan meliputi pengidentifikasian masalah, pencarian alternatif penyelesaian masalah, evaluasi dari alternatif-alternatif tersebut dan pemilihan alternatif keputusan yang terbaik. Kemampuan seorang manajer
dalam membuat keputusan dapat ditingkatkan apabila ia mengetahui
dan menguasai teori dan teknik pembuatan keputusan. Dengan
peningkatan kemampuan manajer dalam pembuatan keputusan
diharapkan dapat ditingkatkan kualitas keputusan yang dibuatnya,
dan hal ini tentu akan meningkatkan efisiensi kerja manajer yang
bersangkutan.
Konsep-Dasar Sistem Pendukung Keputusan
Pada awalnya Turban (2005), mendefinisikan sistem
penunjang keputusan (Decision Support Systems – DSS) sebagai
sistem yang digunakan untuk mendukung dan membantu pihak
manajemen melakukan pengambilan keputusan pada kondisi semi
terstruktur dan tidak terstruktur. Pada dasarnya konsep DSS
hanyalah sebatas pada kegiatan membantu para manajer
melakukan penilaian serta menggantikan posisi dan peran manajer.
Konsep DSS pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an
oleh Michael Scott Morton, yang selanjutnya dikenal dengan istilah
“Management Decision System”.
Konsep DSS merupakan sebuah
sistem interaktif berbasis komputer yang membantu pembuatan
keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang bersifat tidak terstruktur dan semi terstruktur.
DSS dirancang untuk menunjang seluruh tahapan pembuatan
keputusan, yang dimulai dari tahapan mengidentifikasi masalah,
memilih data yang relevan, menentukan pendekatan yang digunakan
dalam proses pembuatan keputusan sampai pada kegiatan
mengevaluasi pemilihan alternatif.
Sistem Pendukung Keputusan (decision support system-DSS)
menunjang pembuatan keputusan yang tidak rutin untuk manajemen
tingkat menengah. Sistem ini berfokus pada masalah yang unik dan
cepat berubah, dimana prosedur untuk mendapatkan solusi belum
tentu ditentukan sebelumnya. Sistem ini menggunakan beragam
model untuk menganalis data, atau memadatkan data dalam jumlah
besar ke dalam bentuk yang membuat pembuat keputusan dapat
menganalisisnya. DSS dirancang agar pengguna dapat bekerja dengannya secara langsung, sistem ini secara jelas termasuk piranti
lunak yang ramah pengguna.
DSS yang memperkirakan perjalanan ini sangat bergantung
kepada model analitis. Jenis DSS lainnya yang kurang didorong oleh
model, justru berfokus kepada pengambilan informasi yang berguna
untuk menunjang pembuatan keputusan dari jumlah data yang
banyak.
Intrawest menggunakan beberapa
program perangkat lunak untuk menganalisis data ini untuk menentukan
nilai, potensi pendapatan, dan kesetiaan setiap pelanggan agar
manajer dapat membuat keputusan yang lebih baik mengenai
bagaimana menerbitkan program pemasarannya. Sistem ini
membagi pelanggan pada 7 kategori berdasarkan kebutuhan, sikap,
dan perilaku, berkisar antara “ahli yang sangat bersemangat“ hingga
“pengunjung keluarga yang mementingkan nilai“.
Terkadang kita akan mendengar DSS
sebagai sistem intelegensi bisnis karena sistem ini berfokus pada
mambantu pengguna membuat keputusan bisnis yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Purnama, Chamdan. 2016. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN, Jl. Raya Brangkal 38 Mojokerto:
Insan Global. 14 Maret 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar